MENAHAN AMARAH
الَّذِينَ
يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ
الْمُحْسِنِينَ
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(Ali Imran : 134)
Menahan
amarah termasuk salah satu tanda bagi orang-orang yang betaqwa sebagai mana
dijelaskan ayat di atas. Ayat sebelumnya telah menjelaskan bahwa Alla telah
menyediakan surga bagi orang-orang yang bertaqwa, siapakah orang yang bertaqwa
itu? Kemudian Allah menjelaskan pada ayat ini.
Pada
bulletin MDM kali ini akan dijelaskan salah satu dari tanda orangyang bertaqwa berupa menahan amarah. Pmbahasannya sebagai berikut:
Definisi
marah
Al-Hafidz
Ibnu Hajar berkata: “Sebagian ulama menyatakan bahwa Allah menciptakan amarah
dari api neraka dan menjadikannya tabiat bagi manusia. Maka acap kali seseorang
insan menghendaki sesuatu namun tidak terpenuhi, marahnya akan menyala-nyala
dan bergejolak hingga wajah dan matanya memerah karena darah sedang naik. Ini
terjadi apabila marahnya pada orang yang lebih rendah, dan ia merasa mampu
untuk memarahainya. Apabila marah kepada orang yang lebih di atasnya gejolak
darah akan menurun dari permukaan kulit hingga ke rongga hati, maka ia akan
terlihat pucat dan bersedih, lain halnya apabila marah kepada orang yang setara
dengan dirinya maka darah kadang kala naik dan turun bisa memerah atau pucat.”
( Fahul-Bari 10/639)
Al-Hafidz
Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan: “Marah itu adalah gejolak hati untuk menolak
bahaya yang akan menimpanya atau membalas gangguan yang ia dapat setelah
kejadian. Marah bisa berimbas pada perbuatan-perbuatan yang diharamkan seperti
membunuh, memukul, atau berupa perkataan yang diharamkan seperti tuduhan dusta,
cacian, perkataan kotor, bahkan bisa jadi sampai tigkat kekufuran, atau berupa
sumpah yang tidak boleh dilakukan secara syar’i bisa juga berimbas mencerai
istri yang berujung pada penyesalan.” (Jami’ul Ulm wal Hikam 1/69)
Keutamaan
menahan marah
Keutamaan
menahan marah telah dijelaskan di dalam al-Qur’an dan sunah. Tidak sedikit ayat
ataupun hadits memuji orang-orang yang mampu menahan amarahnya. Berikut
sebagiannya:
Dipuji oleh Allah
Allah berfirman: “Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan
perbuatan-operbuatan keji, dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf.” (asy-Syuura : 37)
Yaitu perangai mereka memberi maaf kepada manusia,
mereka tidak suka membalas dendam kepada manusia (Tafsir Ibnu Katsir 4/105)
Allah mencintainya
Orang-orang yang mampu menahan amarahnya termasuk
golongan orang yang mendapatkan kecintaan Allah
sebagaimana frman Allah pada Surah Ali Imran : 134
“Yaitu
orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah
menyukai orang-orangf yang berbuat kebajikan.”
Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah sodaqah itu mengurangi
harta dan tidaklah Allah menambahkan sifat pemaaf kepada seorang hamba kecuali
akan menjadikannya mulia, dan tidaklah seorang hamba rendah hati karena Allah,
melainkan Allah akan tinggikan derajatnya.” (HR. Muslim)
Wasiat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam
Menahan
amarah termasuk wasiat Rasulullah yang beliau anjurkan kepada seluruh umat ini,
sebagaimana dalam sebuah hadis yang artinya:
Dari Abu Hurairah –ra- berkata: “Ada seorang datang
menemui Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam
seraya berkata:
“Wahai Rasulullah berilah aku wasiat!”. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kamu marah!” beliau mengulanginya berkali-kali,
dengan berkata : “Janganlah
kamu marah!”
(HR al-Bukhari 6116)
Orang yang kuat
Parameter (tola ukur)
kekuatan seseorang bukan hanya diukur oleh kekuatan fisiknya. Orang yang mampu
menahan jiwanya ketika marah diapun termasuk orang yang kuat, perhatikan hadits
berikut:
Dari Abu Hurairah –ra-
bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam
bersabda: “Bukanlah
orang yang kuat itu yang pandai bergulat akan tetapi orng yang kuat adalah
adalah yang mampu menahan jiwanya ketika marah.” (HR. al-Bukhari 6114, Muslim 2609)
Dijauhkan dari murka
Allah
Berdasarkan hadits
berikut:
Dari Abdullah bin Amr
–ra- bahwasannya dia bertanya pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, amalan apa yang dapat menjauhkanku dari
murka Allah?”
Beliau menjawab: “Jangan
Marah!”
(HR. Ahmad 2/175)
Masuk surga
Nikmat apalagi
yang didambakan seorang insan selain masuk kedalam surga-Nya? Menahan amarah
termasuk amalan yang dapat menghantarkan kedalam surga. Ini berdasarkan hadits
:
Abu Darda –ra-
berkata: “Ada seseorang yang datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tunjukilah aku
sebuah amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga!” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawah : “Jangan marah, dan bagimu surga.” (Shahih lighairihi, HR Thabbrani, lihat shahih targhib 3/46)
Hasan al-Basri berkata: “Empat perkara, barang siapa yang
ada pada dirinya, Allah akan menjagaya dari setan dan diharamkan masuk neraka;
yaitu orang yang mampu menahan jiwanya
ketika berharap, takut, bernafsu, dan marah.” (Jami’ul
ulum wal hikam 1/368). Wallahu ‘lam bish shawab.
Oleh : Abu Abdillah al-Atsari, diambil dari sebuah
majalah dakwah,diedit oleh redaksi.
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Related Posts: Adab,
Akhlaq,
Buletin Jum'at
0 komentar:
Posting Komentar