Sabtu, 11 April 2015

TAUBAT 2


TAUBAT 2

.....وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“...Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (an-Nur 24: 31)

Allah Ta’ala Maha Penerima taubat. Betapapun besarnya dosa seorang manusia, apabila dia bertaubat Allah pasti mengampuninya. Tdak ada istilah terlambat untuk kembali kepada jalan kebenaran,kecuali kalau nyawa sudah berada di tenggorokan atau matahari sudah terbit dari barat, maka pintu taubat memang sudah ditutup. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhya Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu malam supaya bertaubat orang yang berbuat salah siang hari. Dan Dia membentangkan tangan-Nya pada siang hari, supaya bertaubat orang yang berbuat salah malam hari. Keadaan itu tetap terus hingga matahari terbit dari barat.”(HR.Muslim)

Sesungguhnya Allah tetap menerima taubat seorang hamba-Nya selama nyawanya belum sampai tenggorokan.” (HR. at-Turmudzi)

Dalam sebuah hadits yang panjang riwayat al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah menceritakan bagaimana Allah tetap menerima taubat seseorang yang telah membunuh 100 orang, apabila dia benar-benar bertaubat kepada Allah.

Dalam satu hadits Qudsi Allah berfirman:
“Allah Ta’ala berfirman : “Wahai Bani Adam! Sesungguhnya selama engkau berdoa dan mengharap kepada-Ku niscaya Aku ampuni dosa-dosamu, dan aku tiada akan peduli. Wahai Bani Adam! Jika sekiranya dosa dan kesalahanmu setinggi awan, lalu engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku ampuni. Wahai Bani Adam! Andai engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi kemudian engkau mati dalam keadaan tidak menyekutukan akudengan sesuatu pun, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan membawa ampunan seisi bumi pula!”(HR. at-Turmudzi).

Jadi jelaslah bagi kita bahwa tidak ada dosa yang tidak terampuni kalau kita minta ampun kepada Allah Ta’ala dan tidak ada kata terlambat untuk bertaubat sebelum nyawa sampai tenggorokan. Oleh sebab itu berrsegeralah bertaubat sebelum maut datang menjemput yang entah kapan.
Taubat yang sempurna harus memenuhi lima dimensi :

Menyadari kesalahan
Seseorang tidak mungkin bertaubat kalau dia tidak menyadari kesalahannya atau tidak merasa bersalah. Di sinilah perlunya seorang Muslim mempelajari ajaran Islam, terutama tentang perintah-perintah yang wajib diikutinya dan larangan-larangan yang wajib ditinggalkannya. Di sini pulalah pentingnya saling ingat-mengingatkan sesama Muslim (wa tawaashau bi al-haq).

Menyesali kesalahan.
Sekalipun seseorang tahu bahwa dia bersalah tetapi dia tidak menyesal telah melakukannya maka orang tadi belumlah dikatakan bertaubat. Apalagi kalau dia bangga dengan kesalahannya itu. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Menyesal itu adalah taubat.” (HR. Abu Daud dan al-Hakim)

Memohon ampun kepada Allah Ta’ala (isthighfaar), dengan keyakinan atau husn azh-zhan bahwa Allah Ta’ala akan mengampuninya. Semakin banyak dan sering seseorang mengucapkan istighfar kepada Allah Ta’ala semakin baik. Sebelumnya telah di sebutkan hadits yang menyatakan bahwa sekalipun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan kesalahan atau kemaksiatan, beliau tetap banyak beristighfar, bahkan sampai seratus kali sehari. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Tidak ada dosa yang besar dengan istighfar, dan tidak ada dosa yang kecil kalau diulang-ulang.” (HR. ath-Thabraani)

Berjanji tidak akan mengulanginya.
Janji itu harus keluar dari hati nurani dengan sejujurnya, tidak hanya di mulut, sementara di dalam hati masih tersimpan niat untuk mengerjakan dosa itu sewaktu-waktu. Taubat seperti ini diibaratkan dengan taubat sambal, waktu kepedasan menyatakan “kapok”, tapi besoknya dimakan lagi. Seperti dalam hadits di atas, betatapun kecilnya dosa itu, tapi kalau dikerjakan berulang-ulangtentu lama-lama kualitasnya sama dengan dosa besar.
Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk membuktikan bahwa dia benar-benar telah bertaubat.  Tentang hal ini Allah Ta’ala berfirman:
“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar.” (QS. Thaaha 20: 82)

Kebikan yang dilakukan setelah bertaubat akan menghapus keburukannya di masa lalu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bertaqwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, dan iringilah perbuatan jahat dengan perbuatan baik, maka kebaikan itu akan menghapuskannya, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. at-Turmudzi)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perumpamaan bagaimana kebaikan menghapuskan keburukan :


“Perumpamaan orang yang mengerjakan perbuatan buruk kemudian mengerjakan perbuatan baik adalah seperti seseorang yang terbelengguoleh rantai-rantai lalu dia melakukan kebaikan, lalu terlepaslah satu ikatannya, kemudian dia melakukan kebaikan lagi maka terlepaslah dia dari rantai lainnya, sampai ia benar-benar terlepas.” (HR. Ahmad dan ath-Thabraani).

Taubat yang memenuhi lima dimensi di ataslah yang disebut dengan taubat yang sempurna atau dalam bahasa al-Qur’an disebut taubat nashuuha.
DR. H. Yunahar Ilyas,Lc. MA.

Dalam buku Kuliah Akhlaq, terbitan LPPI, Cet IX, 2007

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments

HADIRILAH KAJIAN RUTIN

1. Pengajian Pagi Ahad ke-1 dan ke-5 di Balai Dakwah Muhammadiyah Kaliwungu, Jln. Sekopek-Plantaran no.12, Kaliwungu, Kendal.

2. Pengajian Pagi Ahad ke 2 di PAY Putri Hj Rumiatun, Sarirejo, Kaliwungu(Belakang Koramil Kaliwungu).

3. Pengajian Pagi Ahad ke-3 di PAY Hj Siti Rohmah, Kumpulrejo, Kaliwungu.

4. Pengajian Pagi Ahad ke 4 di Ponpes Al Manar Sawah jati Krajan kulon, Kaliwungu.

Pengajian dimulai pukul 06.00-07.00

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

رَوَاهُ مُسْلِم عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barang siapa menumpuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

 

| MDM (Mimbar Dakwah Muhammadiyah) Kaliwungu © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |