Pembinaan Keluarga dan Pemeliharaannya 3
Asyiqien Humam
Taskunu, bentuk mudlari’ dari kata sakana, yang berarti
diam, tenang. Kemudian arti kata terebut berkembang sehingga mempunyai arti
yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya. Dari kata tersebut lahirlah kata
sakinah yang berarti ketenangan, ketentraman. Kata sakinah merupakan bentuk
masdar: yang sering diucapkan: keluarga sakinah, yang seharusnya keluarga yang
penuh dengan sakinah.
Dalam al-Qur’an
kata tersebut diulang sebanyak 67 kali, yang tersebar di berbagai surat/ayat
dengan berbagai derivasinya.
Qurrah, bentuk
masdar, berasal dari kata: qarra-yaqirru, yang berarti sejuk, segar
matanya, tinggal. Dalam al-Qur’an kata ini dengan berbagai derivasinya diulang
sebanyak 38 kali, dengan makna yang berbeda-beda sesuai dengan konteksnya.
Dalam surah al-Furqan: 74, kata qurrah dihubungkan dengan kata a’yun
(mata) untuk menunjukkan makna kebahagiaan, sebab orang yang bahagia jiwanya
sejuk. Orang yang mendapat kebahagiaan biasanya matanya mengeluarkan air mata
yang sejuk. Berbeda dengan air mata yang keluar karena kesedihan, biasanya air
mata kesedihan tidak sejuk melainkan panas.
Tafsir ayat:
Hubungan keluarga dengan umat adalah bagaikan batu bata dengan
bangunan, yang saling berkaitan satu sama lain. Kekuatan bangunaan tergantung
kekuatan batu bata, jika batu batanya kuat maka bangunannya menjadi kuat.
Demikian pula umat, jika keluarga-keluarga kuat maka umat itu menjadi kuat, tapi jika keluarga-keluarganya lemah
maka umat pun menjadi lemah.
Dari sinilah pembinaan dan pemeliharaan keluarga menjadi sangat
penting, dan wajib berusaha mencari jalan untuk pemeliharaannya. Pemeliharaan
kekuatan keluarga tidak akan terwujud kecuali dengan prinsip-prinsip kekuatan
keluarga.
Adapun prinsip-prinsip kekuatan keluarga antara lain ialah:
1.
Pernikahan
Jika
keluarga merupakan salah satu unsur dari unsur-unsur umat, maka pernikahan
adalah pilar utama dari keluarga, dari pernikahan inilah keluarga terwujud dan
tumbuh . Pernikahan menurut pandangan Islam mempunyai peran dan kedudukan yang
kuat dan terhormat dalam membina keluarga, demikian juga keluarga mempunyai
kedudukan yang sangat kuat dalam pembinaan umat.
Pernikahan
merupakan fenomena fitrah manusia yang membedakan antara manusia dengan
binatang, seandainya tiada pernikahan, maka tiada perbedaan antara manusia
dengan binatang.
Manusia
adalah makhluk yang dicipkana Allah dengan sempurna, ditiupkan ruh kedalamnya,
diberikan akal dan fikiran dan Allah memberikan kelebihan kepada manusia atas
makhluk lainnya dan menjadikan mereka sebagai khalifah di bumi ini, serta
menundukkan alam ini kepada mereka, sehingga dapat mengelolanya menurut
kemampuan yang ada pada mereka.
2.
Cinta
kepada pelestarian
Di
samping pernikahan yag menjadi pembeda antara manusia dan binatang ialah
manusia diberi tabiat cinta kepada pelestarian, maka mereka mendambakan
lahirnya anak-anak dan cucu-cucu. Maka Allah SWT dalam firman-Nya:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً
وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ
اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
Allah
menjadikan istri-istri dari jenis kamu sendiri,dan menjadikan bagi kamu dari
istri-istri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberim rizki dari
yang baik-baik. Maka mengapalah mereka
beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah. (an-Nahl (16): 72)
Ayat yang tergolong makiyah tersebut cukup jelas memaparkan bahwa fitrah
manusia antara lain menginginkan agar manusia tetap eksis sekalipun tidak abadi
atau pun kekal. Maka Allah SWT menciptakan istri-istri dari jenis manusia,yang
dari mereka lahirlah anak-anak dan cucu-cucu yang mewarisi perjuangan orang tua
mereka, terutama perjuangan dalam agama yang diridloi Allah SWT (Islam, red).
Sebagai bekal perjuangan, mereka diberi rizki yang baik dan banyak serta halal,
sehingga menjadi kuat dan kokoh.
Istri-istri dan anak cucu yang shalih itulah, antara lain, menjadikan
hati tenang dan tentram,baik dalam keadaan senang ataupun susah sebab merekalah
yang paling dekat kepada suami untuk bermusyawarah mengenai segala macam
urusan.
Dalam surah ar-Rum : 21 Allah berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan
diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan
dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagai kaum yang berfikir (ar-Rum (30): 21)
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Related Posts: Buletin Jum'at,
Tafsir al-Qur'an
0 komentar:
Posting Komentar