AMALAN HARIAN MUSLIM
بسم الله
الرحمن الرحيم
وَالْعَصْرِ
(١)
إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran.(al-’Ashr : 1-3)
Surat ini menerangkan banyak hal. Ia menerangkan
tentang hakikat kerugian dan keberuntungan. Surat
ini pun menerangkan pula tentang orang beriman yang beramal sholih, tentang
dakwah, tentang kebenaran dan kesabaran
Surat
ini menerangkan pula bahwa semua manusia pasti akan berada dalam keadaan
merugi apabila mereka tidak mengisi
waktunya dengan amalan-amalan sholih.
Kandungan surat
ini sangat luas. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan perkataan Imam Syafi’i rahimahullah, “Seandainya manusia merenungkan
kandungan surah al-‘Ashr, maka cukuplah surah ini bagi mereka.”
Setelah
memperhatikan keagungan surah ini, dan banyak sekali diantara kita yang
menyepelekan waktu maka perlulah bagi kita mengisi waktu-waktu kita dengan
amalan-amalan sholih. Di antara sekian banyak amalan-amalan sholih, ada yang
dapat kita lakukan setiap hari, setiap pekan, setiap bulan atau setiap tahun.
Oleh karena itu marilah kita amalkan beberapa amalan-amalan shalih harian yang
akan disebutkan berikut untuk mengisi waktu-waktu kita dengan amalan-amalan
utama:
1. Memulai dengan niat
yang benar untuk melakukan amalan-amalan sholih.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya amal-amal itu
tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan pahala sesuai dengan apa
yang ia niatkan.” (HR.
al-Bhukari)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Barangsiapa mendatangi tempat
tidurnya (tidur) dengan niat agar dapat melakukan shalat di malam hari, lalu
matanya mengalahkannya (tidak bangun) hingga subuh, maka dituliskan baginya
pahala yang ia niatkan. Dan tidurnya menjadi shdaqah baginya dari Rabb-nya.” (Shahihul
Jami’ no.5941)
Oleh karena itu,
niatkanlah dengan benar, perbuatan-perbuatan yang mubah –seperti makan, tidur,
berpakaian, dll- agar bernilai ibadah. Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Manakala seorang mukmin
memenuhi keinginan syahwatnya yang mubah dengan niat takwa maka hal itu menjadi
ketaatan yang berpahala, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas’ud, ‘Sesungguhnya
aku mengharapkan pahala dari tidurku sebagaimana aku mengharapkan pahala dari
shalat malamku.” (Jami’ul
Ulum wal Hikam,
II/192)
Hal ini masuk kedalam
firman Allah Ta’ala:
“Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)".
(QS.
al-An’aam: 162-163)
2. Berdakwah agar orang lain mendapat
hidayah, menunjukkan kebaikan dan merintis jalan-jalan kebaikan (agar diikuti
oleh mereka).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Demi Allah, jika Allah
member hidayah kepada seseorang dengan sebab (ajakan) engkau, itu lebih baik
bagimu daripada engkau memiliki unta merah.” (Shahihul Jami’, 1511)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Sesungguhnya yang
menunjukkan pada kebaikan seperti orang yang mengerjakan kebaikan tersebut.” (Shahihul Jami’, 1605)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Barangsiapa merintis
jalan kebaikan (kebiasaan yang baik) yang diamalkan orang sepeninggalannya,
maka ia mendapatkan pahala kebaikannya dan yang semisal dengan pahala mereka
(orang-orang yang mengamalkan kebaikan itu) tanpa mengurangi sedikitpun dari
pahala-pahala mereka.” (Shahihul Jami’, 6306)
3. Mendidik anak agar
menjadi anak yang shalih yang akan mendoakan kita
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Jika seseorang
meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga macam: 1). Shadaqah
jariyah. 2). Ilmu yang dimanfaatkan, 3).anak shalih yang selalu mendoakannya.” (Shahihul Jami’, 793)
Lalu bagaimana mungkin
seorang anak akan menjadi anak shalih yang akan mendoakan orang tuanya tanpa
pendidikan agama? Oleh karena itu termasuk tanggung jawab orang tua adalah
mendidik anak supaya mengenal Allah Ta’ala, Rasul-Nya dan juga agamanya,
sehingga anak tersebut menjadi anak yang shalih yang akan tetap mendoakannya
kelak sepeninggalannya.
4. Mengkaji ilmu agama
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa menempuh
jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (Shahihul Jami’, 6298)
Diriwayatkan pula dari
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
beliau bersada:
“Barangsiapa berpagi-pagi kemasjid,
tidak ada yang ia inginkan kecuali hendak mempelajari kebaikan atau
mengajarkannya, maka baginya seperti pahala haji yang sempurna dikerjakannya.” (Shahihut-targhib wa tarhib no. 86)
5. Bedoa untuk saudaranya
sesama muslim dan beristighfar untuk mereka
Rasulullah
shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa memohonkan
ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, maka Allah mencatat
baginya satu kebaikan untuk setiap orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan
(yang ia do’akan).” (Shahihul
Jami’, 6026)
Dikutip
dari Amalan
Harian Seorang Muslim,
karya Abu Muhammad Ibnu Shalih, oleh Redaksi.
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Related Posts: Adab,
Akhlaq,
Buletin Jum'at,
Ibadah,
Keluarga,
Pembinaan Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar