Sabtu, 01 Agustus 2015

MENAHAN AMARAH 2


MENAHAN AMARAH 2

MACAM-MACAM MARAH.
Marah dibagi menjadi dua

Marah yang Tercela
Yaitu marah dalam perkara duniawi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan peringatan keras dari jenis ini. Beliau bersabda:

“Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan jiwanya ketika marah.” (HR. al-Bukhari 6114 Muslim 2609, dari Abu Hurairah)

Marah yang tercela adalah marah tidak pada tempatnya, bukan untuk kebenaran  dan hanya mengikuti hawa nafsu. Akibat dari marah ini orang akan mudah melontarkan tuduhan dusta, cacian dan hal-hal lain yang dapat melukai hati orang lain. Marah ini juga bias menimbulkan kerusakan fisik dengan pukulan merusak harta benda, dsb.

Marah yang Terpuji

Yaitu marah karena Allah dan untuk kebenaran. Bahkan hal ini lebih dituntut lagi ketika syariat Allah dilanggar dan diterjang.
Demikian pula jika ada orang yang menyakiti dengan mengambil harta, mengancam jiwa, anak dan keluarga lalu dia marah dan berusaha menolak gangguan ini dengan tetap berusaha untuk mengendalikan diri, maka ini pun termasuk marah yang terpuji, bahkan bisa jadi wajib. Maka hendaklah seorang muslim ketika marah tetap berpegang dengan aturan dien  sesuai dengan kebenaran dan keadilan.
Walhasil, marah merupakan tabiat, watak, perangai pada diri seseorang, tidak bisa kita hukumi tercela atau terpuji kecuali dengan melihat tujuan dan dampak yang dihasilkan dari marahnya tersebut.
KIAT MEREDAM MARAH

Marah adalah gejolak hati yang muncul lantaran beberapa sebab, apabila marahnya dalam perkara duniawi hanya terbawa nafsu, bukan karena kebenaran, hendaknya ia meredam amarahnya denga menempuh kiat-kiat syar’i berikut ini:

Berdo’a

Doa adalah senjata ampuh seorang mukmin. Di tangan Allah-lah segala taufik dan petunjuk, Dia-lah yang mampu menunjukki seseorang ke jalan yang lurus. Di tangan-Nya pula lah kebaikan dunia dan akhirat. Dia merupakan penolong untuk membersihkan jiwa dari noda-noda kotoran akhlak yang tercela. Bila marah datang berdo’alah kepada Allah. Allah berfirman:
“Berdoalah kalian niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Ghafir 40: 60)

Dzikrullah
Ingat kepada Allah adalah obat kerasnya hati, dengan dzikir akan mendorong seseorang takut kepada Allah yang berakhir pada ketaatan kepada-Nya. Maka ingat Allah ketika marah akan mendorong pelakunya untuk kembali pada adab dan akhlak yang mulia. Allah berfirman:
“Dan ingatlah Rabbmu jika kamu lupa.” (QS.al-Kahfi 18: 24)
Ikrimah berkata: “Yaitu ingatlah Rabbmu ketika kamu marah.” (Adabud Dunya wad Dien h.258)


Mengubah posisi

Orang yang sedang marah hendaknya ia merubah posisi; jika sedang berdiri maka duduk, apabila belum hilang marahnya bisa berbaring atau meninggalkan tempat. Berdasarkan hadits:
Dari abu Dzar –ra- bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian marah, sedangkan ia berdiri maka hendaklah duduk. Apabila belum hilang juga marahnya maka hendaklah ia berbaring.” (HR. Abu Dawud 4872, Ahmad 5/152 dishahihkan oleh al-Albani dalam al-Misykah 5114)

Memberi maaf

Memberi maaf pada orang yang bersalah ganjarannya sangat besar. Ingatlah wahai saudaraku, bukanlah orang yang kuat itu yang kuat fisiknya akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan jiwanya ketika ia marah.
Bila marah tiba, ingatlah selalu ganjaran orang yang memberi maaf, perhatikan hadits berikut:
Dari Mu’adz bin Anas al-Juhani, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang menahan amarahnya sedangkan ia mampu untuk mewujudkannya, Allah akan menyebut dan memujinya pada hari kiamat kelak di hadapan seluruh makhluk, hingga ia diberi pilihan  untuk mengambil bidadari mana saja yang ia khendaki.” (HR. at-Tirmidzi 2021, Abu Dawud 4777, Ibnu Majah 4186, Ahmad 3/440. Dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib 3/48)
Berkata Ali al-Qari: “Pujian yang indah dan balasan yang besar ini, apabila sekedar menahan amarah, maka bagaimana lagi jika sampai memberi maaf dan berbuat baik kepadanya?” (Tuhfatul Ahwadzi 6/140)


Jangan dituruti amarahnya

Dari Abu Ablah berkata: “Suatu hari Umar bin Abdul Aziz sangat marah kepada seseorang, akhirnya orang ini dipanggil, ia dicambuk dan diikat dengan tali. Pada akhirnya Umar bin Abdul Aziz berkata: “Bebaskan dia, andaikan aku marah, aku mampu menyakitimu lagi.” Kemudian beliau membaca ayat:
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang.” (QS. Ali Imran 3: 134) (Lihat Su’ul Khuluq h.119).
Wallahu a’lam.
Oleh : Abu Abdillah al-Atsari.




Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments

HADIRILAH KAJIAN RUTIN

1. Pengajian Pagi Ahad ke-1 dan ke-5 di Balai Dakwah Muhammadiyah Kaliwungu, Jln. Sekopek-Plantaran no.12, Kaliwungu, Kendal.

2. Pengajian Pagi Ahad ke 2 di PAY Putri Hj Rumiatun, Sarirejo, Kaliwungu(Belakang Koramil Kaliwungu).

3. Pengajian Pagi Ahad ke-3 di PAY Hj Siti Rohmah, Kumpulrejo, Kaliwungu.

4. Pengajian Pagi Ahad ke 4 di Ponpes Al Manar Sawah jati Krajan kulon, Kaliwungu.

Pengajian dimulai pukul 06.00-07.00

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

رَوَاهُ مُسْلِم عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barang siapa menumpuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

 

| MDM (Mimbar Dakwah Muhammadiyah) Kaliwungu © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |