ADAB BERTETANGGA
Sesungguhnya Islam benar-benar menaruh
perhatian yang sangat besar kepada manusia di dalam segala urusan agama dan
dunianya, Tidak ada perkara kecil ataupun besar yang tidak dijelaskan oleh
Islam.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam
telah menggoreskan untuk kita melalui ucapan dan perbuatannya, rambu-rambu
etika yang harus ditempuh oleh setiap mu'min di dalam hidupnya. Melalui
kepribadiannya yang mulia, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam telah
menjelaskan kepada kita contoh etika yang seharusnya ditiru. Maka barang siapa
yang menghendaki kebahagiaan, hendaklah ia menempuh jalan hidup Rasulullah
Shallallahu'alaihi wasallam dan meneladani etikanya.
Kebanyakan orang pada akhir-akhir ini mulai mengabaikan etika- etika
dalam bertetangga bahkan mungkin banyak orang yang belum mengetahui eika
tersebut. Oleh karena itu wajib
bagi setiap muslim untuk salingmenasehat dan saling mengingatkan tentang etika
tersebut.
Adapun
etika bertetangga yang telah dituntunkan Rosulullah Shalallahu ‘alaihi wa
sallam adalah sebagai berikut :
1. Menghormati
tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka.
Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu
Hurairah Radhiallaahu anhu :
“....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya”. Dan
di dalam riwayat lain disebutkan: “hendaklah ia berprilaku baik
terhadap tetangganya”. (Muttafaq’alaih).
2.
Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga
Bangunan /rumah kita
tidak membuat mereka tertutup dari sinar matahari atau udara, dan kita
tidak boleh melampaui batasnya, merusak atau mengubah miliknya, karena hal
tersebut menyakiti perasaan teangga kita.
3.
Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak
di rumah.
Kita harus menjaga harta dan kehormatan mereka dari
tangan-tangan orang jahil; dan hendaknya kita ulurkan bantuan dan pertolongan
kepada mereka yang membutuhkan dan merahasiakan aib mereka.
4. Tidak melakukan
suatu kegaduhan yang mengganggu tetangga,
seperti suara radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan
melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah
bersabda: “Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak
beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya: Siapa,
wahai Rasulullah? Nabi menjawab: “Adalah orang yang tetangganya
tidak merasa tentram karena perbuatan-nya”
(Muttafaq’alaih).
5.
Hendaknya memberikan nasihat dan beramar
ma’ruf nahi munkar kepada tetangga
Kita harus bijaksana dalam memberikan
nasihat, tanpa bermaksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.
6. Hendaknya kita
berbagi makanan kepada tetangga.
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda kepada
Abu Dzarr: “Wahai Abu Dzarr, apabila kamu memasak sayur (daging kuah), maka
perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu”. (HR. Muslim).
7.
Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka
dan berduka cita di dalam duka mereka
Kita menjenguk apabila mereka sakit, kita tanyakan apabila
ia tidak ada, bersikap baik dan bertegur sapa
apabila menjumpainya; dan hendaknya kita undang untuk datang ke rumah.
Hal tersebut dapat mempererat hubungan kita dengan mereka
8.
Hendaknya kita tidak membicarakan keburukan mereka dan
janganlah mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka
Allah telah berfrman dalam Qs. Al Hujurat ayat 12
“ Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), Karena
sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
Taubat lagi Maha Penyayang.”
9.
Berasikap sabar atas prilaku kurang baik
mereka terhadap kita
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah.... –Disebutkan
di antaranya- :Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu)
oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah
oleh kematian atau keberangkatannya”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh
Al-Albani).
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Related Posts: Adab,
Buletin Jum'at,
Keluarga,
Pembinaan Keluarga
0 komentar:
Posting Komentar