Jumat, 27 Maret 2015

Cita dan Kasih Sayang dalam Rumah Tangga 3


Cita dan Kasih Sayang dalam Rumah Tangga 3

Pada ayat pertama (ar-Rum : 21) telah dijelaskan bahwa cinta dan kasih sayang, sebagai rahmat dari Allah SWT, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya bagi terciptanya ketenangan dan ketentraman dalam rumah tangga, sehingga tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Sedangkan kekerasan dalam rumah tangga merupakan faktor utama tumbuhnya ketidaktenangan dan ketidaktentraman, baik dalam rumah tangga maupun masyarakat maka dalam surah al-An’am : 140 Allah menegaskan sebagai berikut:

“Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan mereka, tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rizki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat kebodohan terhadap Allah. Sungguh mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.” (al-An’am: 140)

Pada ayat sebelumnya, Allah menjelaskan bahwa syetan-syetan telah menjerumuskan kaum musyrikin sehingga merasa indah jika telah membunuh anak-anak mereka. Maka keadaan rumah tangga mereka menjadi kacau balau, tidak tenang dan tidak tentram. Mereka mengharamkan segala  yang dihalalkan oleh Allah SWT,seperti menganiaya istri dan mebunuh anak-anak, karena kebodohan mereka atau karena khawatir miskin. Untuk menghindari munculnya kekerasan dalam rumah tangga, maka harus ditanamkan dalam diri mereka rasa cinta dan kasih sayang dengan memberikan nasehat, pendidikan agama dan akhlak, sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya:

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketka ia memberi pelajaran kepadanya: “Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kedzaliman yang besar.” (Luqman: 13)

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuannya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadan lemah dan bertambah lemah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada–Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku kembalimu.” (Luqman: 14)

Pada ayat sebelumnya dijelaskan, bahwa Allah SWT memberi hikmah kepada Luqman agar bersyukur kepada Allah, sebab orang yang bersyukur kepada-Nya pada hakikatnya bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang yang tidak bersyukur kepada-Nya tidak akan diperhatikan Allah SWT.

Kemudian pada ayat ini (Luqman: 13-14) Allah SWT  menjelaskan bahwa Luqman telah melaksanakan perintah Allah, yaitu melarang mempersekutuan Allah, dan memerintahkan kepada anaknya untuk mentauhidkan Allah, yaitu hanya menyembah dan mengagungkan Allah semata. Apabila manusia telah benar-benar bertauhid, maka dengan sendirinya mereka akan bersatu, karena keyakinan mereka telah bersatu, tetapi apabila mereka mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, maka manusia akan terpecah belah, demikian pula masyartakat. Untuk menciptakan rumah tangga yang penuh dengan rasa cinta dan kasih sayang, maka harus dibina lebih dahulu ketauhidan pada setiap anggota keluarga,dan juga keyakinan bahwa tidak ada tuhan yang pantas disembah selain Allah SWT. dengan demikian maka dengan sendirinya akan tubuh rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Yang tua menyayangi yang muda dan yang muda menghormati yang tua.

Maka pada ayat berikutya (Luqman: 14) Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada kedua orang tua, sebab kedua orang tua itulah yang mengasuh dan mendidiknya. Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari ibadah, di samping sebagai balas budi dan rasa terima kasih kepada keduanya. Pada ayat tersebut ditegaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah suatu kewajiban, terutama kepada ibunya sebab ibunya yang telah mengandungnya dengan susah payah yang terus bertambah. Dari bulan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya hingga melahirkannya sebagai puncak kesusahannya. Ketika itulah ibu berserah diri kepada Allah tentang keselamatannya dari anak yawng akan dilahirkannya sebab melahirkan anak sama dengan bertaruh nyawa, mati atau hidup. Perlu diketahui bahwa hingga kini jumlah kematian ibu karena melahirkan anak masih tinggi.


Sesudah melahirkan anak bukan berarti telah selesai urusannya, melainkan masih panjang dan banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Kedua orang tua masih harus mengasuh, mendidik dan membesarkannya. Wallahu Ta'ala A'lam

by. Asiqien Humam  

Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Technorati Digg This Stumble Stumble Facebook Twitter
YOUR ADSENSE CODE GOES HERE

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Comments

HADIRILAH KAJIAN RUTIN

1. Pengajian Pagi Ahad ke-1 dan ke-5 di Balai Dakwah Muhammadiyah Kaliwungu, Jln. Sekopek-Plantaran no.12, Kaliwungu, Kendal.

2. Pengajian Pagi Ahad ke 2 di PAY Putri Hj Rumiatun, Sarirejo, Kaliwungu(Belakang Koramil Kaliwungu).

3. Pengajian Pagi Ahad ke-3 di PAY Hj Siti Rohmah, Kumpulrejo, Kaliwungu.

4. Pengajian Pagi Ahad ke 4 di Ponpes Al Manar Sawah jati Krajan kulon, Kaliwungu.

Pengajian dimulai pukul 06.00-07.00

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ

رَوَاهُ مُسْلِم عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Barang siapa menumpuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.(HR. Muslim dari Abu Hurairah)

 

| MDM (Mimbar Dakwah Muhammadiyah) Kaliwungu © 2009. All Rights Reserved | Template Style by My Blogger Tricks .com | Design by Brian Gardner | Back To Top |