Cita dan Kasih Sayang dalam Rumah Tangga 3
Pada ayat pertama (ar-Rum : 21) telah dijelaskan bahwa cinta dan
kasih sayang, sebagai rahmat dari Allah SWT, merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya bagi terciptanya ketenangan dan ketentraman dalam rumah tangga, sehingga
tidak terjadi kekerasan dalam rumah tangga. Sedangkan kekerasan dalam rumah
tangga merupakan faktor utama tumbuhnya ketidaktenangan dan ketidaktentraman,
baik dalam rumah tangga maupun masyarakat maka dalam surah al-An’am : 140 Allah
menegaskan sebagai berikut:
“Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anak mereka karena
kebodohan mereka, tanpa pengetahuan, dan mengharamkan rizki yang dikaruniakan
Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat kebodohan terhadap Allah.
Sungguh mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk.” (al-An’am: 140)
Pada ayat sebelumnya, Allah menjelaskan bahwa syetan-syetan telah
menjerumuskan kaum musyrikin sehingga merasa indah jika telah membunuh
anak-anak mereka. Maka keadaan rumah tangga mereka menjadi kacau balau, tidak tenang
dan tidak tentram. Mereka mengharamkan segala
yang dihalalkan oleh Allah SWT,seperti menganiaya istri dan mebunuh
anak-anak, karena kebodohan mereka atau karena khawatir miskin. Untuk
menghindari munculnya kekerasan dalam rumah tangga, maka harus ditanamkan dalam
diri mereka rasa cinta dan kasih sayang dengan memberikan nasehat, pendidikan
agama dan akhlak, sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketka ia
memberi pelajaran kepadanya: “Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar kedzaliman yang besar.” (Luqman: 13)
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada
kedua orang tuannya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadan lemah dan
bertambah lemah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada–Ku dan
kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku kembalimu.” (Luqman: 14)
Pada ayat sebelumnya dijelaskan, bahwa Allah SWT memberi hikmah
kepada Luqman agar bersyukur kepada Allah, sebab orang yang bersyukur
kepada-Nya pada hakikatnya bersyukur untuk dirinya sendiri, sedang yang tidak bersyukur
kepada-Nya tidak akan diperhatikan Allah SWT.
Kemudian pada ayat ini (Luqman: 13-14) Allah SWT menjelaskan bahwa Luqman telah melaksanakan
perintah Allah, yaitu melarang mempersekutuan Allah, dan memerintahkan kepada
anaknya untuk mentauhidkan Allah, yaitu hanya menyembah dan mengagungkan Allah
semata. Apabila manusia telah benar-benar bertauhid, maka dengan sendirinya mereka
akan bersatu, karena keyakinan mereka telah bersatu, tetapi apabila mereka
mempersekutukan Allah dengan selain-Nya, maka manusia akan terpecah belah,
demikian pula masyartakat. Untuk menciptakan rumah tangga yang penuh dengan
rasa cinta dan kasih sayang, maka harus dibina lebih dahulu ketauhidan pada
setiap anggota keluarga,dan juga keyakinan bahwa tidak ada tuhan yang pantas
disembah selain Allah SWT. dengan demikian maka dengan sendirinya akan tubuh
rasa cinta dan kasih sayang di antara mereka. Yang tua menyayangi yang muda dan
yang muda menghormati yang tua.
Maka pada ayat berikutya (Luqman: 14) Allah memerintahkan kepada
manusia agar berbakti kepada kedua orang tua, sebab kedua orang tua itulah yang
mengasuh dan mendidiknya. Berbakti kepada kedua orang tua adalah bagian dari
ibadah, di samping sebagai balas budi dan rasa terima kasih kepada keduanya.
Pada ayat tersebut ditegaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah
suatu kewajiban, terutama kepada ibunya sebab ibunya yang telah mengandungnya
dengan susah payah yang terus bertambah. Dari bulan pertama, kedua, ketiga, dan
seterusnya hingga melahirkannya sebagai puncak kesusahannya. Ketika itulah ibu
berserah diri kepada Allah tentang keselamatannya dari anak yawng akan
dilahirkannya sebab melahirkan anak sama dengan bertaruh nyawa, mati atau
hidup. Perlu diketahui bahwa hingga kini jumlah kematian ibu karena melahirkan
anak masih tinggi.
Sesudah melahirkan anak bukan berarti telah selesai urusannya,
melainkan masih panjang dan banyak pekerjaan yang harus dikerjakan. Kedua orang
tua masih harus mengasuh, mendidik dan membesarkannya. Wallahu Ta'ala A'lam
by. Asiqien Humam
Kindly Bookmark this Post using your favorite Bookmarking service:
Related Posts: Buletin Jum'at,
Keluarga,
Pembinaan Keluarga,
Tafsir al-Qur'an
0 komentar:
Posting Komentar